Jumat, 08 Juli 2011

Sekilas tentang Taman Nasional Laiwangi Wanggameti

Air Terjun Laputi
 A.    Sejarah


Taman Nasional Laiwangi Wanggameti ini    secara geografis     terdiri dari hamparan  berbukit,   lembah,     dan undulating (bergelombang);     dikenal    ada    kelompok   hutan yakni  kelompok hutan   Laiwangi Wanggameti   (RTK 50).   Zaman  Pemerintah Hindia Belanda lewat Surat Keputusan Swapraja  ZB bsl 6-1-1932 No.3 dan   ZB bsl 6-1-1930 No.5   serta ZB bsl  20-7-1930 No.9, kelompok hutan ini dilindungi. 
Kemudian status     hutan ini    ditetapkan   sebagai    hutan tutupan dengan fungsi Hydrologisch   Reserve   berdasarkan SK Bupati Kepala Daerah TK II Sumba Timur No. 9/Pemb.1/3 tanggal 30 Januari 1965.
Tahun 1983 berdasarkan TGHK melalui SK Menhut No. 89/Kpts-II/1983 tgl 2 Desember 1983 telah ditetapkan 1. 667.962 ha hutan sebagai hutan tetap di propinsi NTT. Pada Tahun Anggaran 1984/1985 dilaksakan kegiatan Pengukuhan Kelompok Hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) oleh Sub Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Kupang bekerja sama dengan Balai Inventarisasi dan Perpetaan Hutan Wilayah VIII Denpasar dengan hasil panjang batas luar 125,2 Km dan luas definitif 42.567,50 Ha. Berita Acara Tata Batas kelompok hutan Laiwangi Wanggameti (RTK 50) baik di tingkat Kabupaten, Propinsi dan Pusat sudah dapat diselesaikan dan disahkan oleh Menteri Kehutanan tanggal 21 Januari 1986.
Berdasarkan SK Menhutbun No. 576/Kpts-II/1998, Menhutbun menunjuk Taman Nasional Laiwangi Wanggameti yang berasal seluruhnya dari RTK 50 seluas 47.014 ha, tetapi di dalam SK Taman Nasional Laiwangi Wanggameti ini tidak menyebutkan adanya “enclave yang faktanya ada 2 desa di dalam kawasan yakni Ramuk dan Katikuai. Terhitung tahun 2006/2007 desa Ramuk telah mekar menjadi 2 (dua) desa yakni desa Mahaniwa dan desa Ramuk, luas desa enclave ini + 4.447 ha. Kedua desa Ramuk dan desa Katikuai dipandang sebagai kantong penduduk dan selanjutnya perlu klarifikasi penetapan enclave lewat proses tata batas definitif  Wanggameti.

B.  Kondisi Geografis
Landscape Laiwolang 1.
Pada umumnya keadaan topografi di TN Laiwangi Wanggameti berbukit, dengan memiliki lereng-lereng agak curam sampai sangat curam. Topografi yang agak datar sampai bergelombang terdapat di bagian tenggara dan selatan, sedangkan di bagian barat dan timur mempunyai topografi berbukit sampai bergunung dengan memiliki lereng-lereng agak curam sampai sangat curam. Berdasarkan Peta Kelas Lereng Pulau Sumba skala 1 : 500.000, kawasan TN Laiwangi Wanggameti termasuk dalam kelas lereng 3 yaitu agak curam (15%-25%), kelas lereng 4 yaitu curam (25%-45%) dan kelas lereng 5 yaitu sangat curam (≥ 45%). Gunung-gunung yang terdapat dalam TN Laiwangi Wanggameti antara lain :

Kabupaten Sumba Timur memiliki 7 Daerah  Aliran Sungai (DAS) yaitu :    DAS Kambaniru  111.000 Ha, DAS Kaliongga   55.000 Ha, DAS  Melolo 45.000 Ha, DAS Kadahang 40.000 Ha,  DAS Nggongi 26.000 Ha, DAS Tidas 33.000 Ha  dan DAS Watumbaka 23.000 Ha. Sedangkan  sungai-sungai yang bermata air di  TN Laiwangi-Wanggameti antara lain sebagai berikut :


Tabel 1. Gunung-Gunung di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti berdasarkan ketinggian dari permukaan laut.
No
Nama Gunung (Praing)
Ketinggian (m dpl)
1
Wanggameti
1.225
2
Nggiku
1.150
3
Tabau
1.100
4
Wairunu
1.072
5
Iwing
1.065
6
Kapunduk
1.050
7
Hamui
1.007
8
Panetang
1.000
9
Lamabara
948
10
Madita
925
11
Halawala
908
12
Langgi
894
13
Watupaki
873
14
Matawaiwatu
853
15
Malaniwa
803
    Sumber : Laporan Hasil Pembuatan Batas Definitif oleh BPKH Tahun 2006
 

Tabel 2.   Sungai-Sungai yang Berhulu di TN Laiwangi Wanggameti

              Desa-Desa yang Dilewati dan Panjang Sungai
No
Desa
Nama Sungai
Panjang Sungai (km)
1
Tarimbang
Praimundi
11
2
Tapil
Tapil
6
3
Praing Kareha
Laputi
17
4
Wahang
Laiponju
8
5
Tawui
Prambahajala
7
6
Lailunggi
Hambai/Kahalatu
10
7
Wangga Bewa
Hambai/Kahalatu
5
8
Ramuk
Apu Uru/Warinding
16
9
Billa
Tamuji
15
10
Karita
Wara
13
11
Waikanabu
Kanapa Wai
22
12
Maindang
Lumbung
32
Sumber : Laporan Hasil Pembuatan Batas Definitif oleh BPKH Tahun 2006

C. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Dalam kehidupan   sehari-hari      masyarakat    Sumba  terbagi menjadi beberapa strata yaitu   strata     Ningrat,  strata Kabihu dan terakhir Strata Ata (masyarakat biasa).  Aktivitas kedua strata ini  dalam    komunitas masyrakat  Sumba Timur    terjalin    dalam ikatan   kabihu    yang  Menggabarkan     keeratan    tatanan   adat   khususnya  dalam acara – acara sakral seperti :  Upacara Kematian,  Acara Pesta  Perkawinan    dan Urunan   gotong royong
dalam kerabat – kerabat keluarga.

Hubungan antara ningrat dan ata     dibangun  dengan  penuh kekeluargaan dan kekerabatan, bahkan serung  sebagai hubungan antara anak dan bapak.   Pola adat  seperti     ini perlu   dilesatrikan    sebagai   salah satu  kebanggan Etnis Sumba Timur

D.   Aksesibilitas
Untuk dapat mencapai Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti dapat di tempuh melalui :
1. Jalur  Udara
Dengan Pesawat Merpati F- 100 atau Pesawat Trigana Setiap hari dengan jarak tempuh selama 1 – 1,5 jam, dapat melalui kupang maupun Denpasar.
2.  Jalur Laut
          KM Fery – ASDP :
Kupang- Ende- Waingapu dengan waktu tempuh selama     +  36 jam
Kupang- Aimere- Waingapu dengan waktu tempuh selama +  32 jam
K AWU – PT.PELNI
          Kupang -  Ende - Waingapu dengan waktu tempuh selama +  22 jam
Benoa -  Waingapu     dengan     waktu   tempuh    selama +  36 jam
3.  Jalur Darat
Waingapu – TN Laiwangi wanggameti dapat di tempuh dengan
kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu tempu 1-1,5 jam.
Sarana Transportasi Udara selain Maskapai Merpati


            Tabel 3. Jarak Ibukota Desa dengan Ibukota Kecamatan dan Kabupaten

No
Nama Desa
Kecamatan
Jarak
Ibukota Kecamatan
(Km)
Ibukota Kecamatan
(Km)
1
Billa
Tabundung
1
103
2
Waikanabu
Tabundung
21
118
3
Wudi Pandak
Tabundung
5
109
4
Praing Kareha
Tabundung
11
115
5
Wahang
Pinu Pahar
8
130
6
Lai Lunggi
Pinu Pahar
5
143
7
Wangga Bewa
Pinu Pahar
10
148
8
Tawui
Pinu Pahar
0,5
138
9
Ramuk
Pinu Pahar
25
63
10
Praimadita
Karera
4
147
11
Nggongi
Karera
0
143
12
Tandula Jangga
Karera
10
133
13
Nangga
Karera
12
131
14
Wanggameti
Matawai Lapawu
12
75
15
Katikuwai
Matawai Lapawu
24
87
16
Katikutana
Matawai Lapawu
2
65
          Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur Tahun 2006

E.    Potensi Kawasan
a.    Flora
Hasil analisis vegetasi di Taman Nasional Laiwangi-Wanggameti di Kawasan Hutan Wanggameti untuk tingkat pohon didominasi berturut-turut oleh kayu omang/cemara hutan (Podocarpus imbricatus BI) , kadhuru/nyatoh    (Palaqium obovatum Engl.), wihi kalauki (Calophyllum soulattri Burm, F), Murungiha (Helicia excelsa Blume), kayarak/tangongo (Quercus piriformis), laru (Myristica teijsmanni Miq), malairou (Polyosma sp), kadhuru bara (Palaquium obtusifolium Burck.
 Sedangkan untuk tanaman unggul lokal di Pulau Sumba antara lain Cendana (Santalum album) ,Inju Watu (Spondias pinata Merr), Kaduru, Nyatoh (Palaquium obovatum), ai marra. Horani/Suren (Toona sureni Merr), Kesambi (Schleihesa oleosa),  Lobung/Salam (Eugenis sp), Manera        (Aglaia eusideroxylon),  Mayela (Artocarpus glaucus BL),                Ulu kataka, Langaha,  Mbakuhau, Pulai (Alstonis scholaris), Halai  (Alstonis spectabilis),
Kanawa, Sawo Kecik (Manilkara kauki).     Di samping itu juga  masih terdapat beberapa potensi non kayu seperti rotan,  bunga bangkai, bunga anggrek, dan Jenis tanaman palem.
Diantara jenis kayu diatas terdapat   beberapa jenis kayu yang Khas, seperti seperti kayu ai marra yang mana merupakan kayu yang sering dijadikan sarang oleh Burung Kakatua, ai lobung yang sering digunakan masyarakat sumba dalam membangun rumah.
Sarang semut


          b.    Fauna
Kawasan Taman Nasional Laiwangi Wanggameti merupakan rumah bagi 176 jenis burung, 22 jenis mamalia, 115 jenis kupu- kupu, 7 jenis amphibi, dan 29 jenis reptile. 9 jenis burung diantaranya adalah jenis endemic burung sumba antara lain :
Rangkong sumba, kakatua kecil jambul jingga, gemak sumba, walik rawa manu, Madu sumba, Punggok wengi, Bayan sumba, dan Punai sumba. Disamping itu terdapat juga jenis satwa liar seperti, rusa timur, babi hutan, monyet ekor pajang, beberapa jenis reptile terutama Phyton timorensis.
Kakatua Jambul Jingga

Julang Sumba 







Published By : Agus Kusumanegara, S.Hut




1 komentar:

Unknown mengatakan...

penting untuk dilestarikan

Posting Komentar